30 July 2006

Menjadi Photografer profesional


Gara-gara temannya teman yang punya proyek Dokumentasi acara Dies Natalis ke XXV dan Wisuda Sarjana ke XXI di STKIP "Tapanuli Selatan" Padangsidimpuan tidak jadi ikut untuk memotrek teman saya Hendri yang punya proyek mengajak saya untuk ikut memotrek pada acara yang dilangsungkan tanggal 29 Juli 2006 kemaren, sementara dia mengajak saya pada tanggal 28nya. Tapi karena dia memohon saya terima juga asalkan dia mengajari saya apa yang harus saya lakukan. Wah saya langsung aja ndredek(gemetar) membayangkan saya mengerjakan pekerjaan yang bukan keahlian saya, teman tersebut langsung menyodori saya kamera yang biasa digunakan oleh photografer profesional yang pake zoom dan fokus.

Kursus kilat menggunakan kamera pun dimulai. tanggal 28 juli, pertama adalah cara memegang kamera, membawa kamera, menenteng kamera, membidikkan kamera. stel zoom dan fokus. hehehe ternyata di dalam kekeran (bidikan kamera) ada sebuah garis yang menentukan gambar sudah fokus apa belum, jadi misalkan kita melihat sebuah tiang dari bidikan dan tiang tersebut adalah target fokus, intinya kalau tiang tersebut terpotong di garis kekeran berarti kamera belum fokus.

Hal-hal yang tidak kalah penting lainnya adalah cara memegang kamera sewaktu membidik agar terlihat benar-benar profesional karena menyangkut nama baik teman yang punya proyek.

Usai sholat Jum'at berangkatlah kami ke lokasi pemotrekan di STKIP (Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan) untuk mengikuti gladi dan menentukan posisi dan sesi-sesi yang perlu saya photo untuk acara penting besoknya sekaligus memperhatikan bagaimana teman saya tersebut memotrek.

Ditengah gladi terjadi hal yang menegangkan dan membangkitkan emosi. Hehehe ternyata sudah menjadi hal biasa di dunia photografer amatir untuk ribut. Dengan mengancam membawa 12 orang dan mengajak berantam sesama photografer dalam memperebutkan proyek memotrek. Beberapa photografer lain juga datang hanya dengan maksud untuk mengajak kekerasan. Bahkan salah satu photografer membawa serta 2 - 3 orang anaknya yang sudah bapak-bapak juga untuk memancing keributan. Sampai masuk ke lokasi memotrek dan mengambil batu, untung dilerai seksi keamanan panitia acara. Karena dilerai mereka mengancam akan menghadang di luar lokasi STKIP dan menungu di gang. Kami yang cuma 2 orang waktu itu bukannya takut untuk menghadapi mereka, cuma kalau sempat terjadi apa-apa takut tugas dokumentasi besoknya akan terganggu. Apalagi saya, saya tidak takut karena sudah diancam "Kamu orang asing jangan ikut-ikutan!" dan saya iyakan. Nah posisi saya pasti sudah tidak diperhitungkannya, tapi kalau teman saya sempat dikasari mana mungkin saya akan tinggal diam dan dengan posisi yang sudah diabaikan pasti saya akan sangat leluasa untuk mengatasinya.

Tapi kami yang cinta damai lebih memilih untuk menghindar dari hal yang lebih jauh lagi, teman tersebut lebih memilih menelpon mertuanya untuk membawa pulang becak yang kami bawa dan datang lagi untuk membawa mobil.

Setelah ketua panitia memberikan penjelasan dan menyerahkan bet(tanda pengenal yang dikalungkan. nggak tahu ini bener apa nggak penulisannya) yang harus dikenakan besok kami masuk ke mobil dan perlahan keluar dari lokasi STKIP melewai gang untuk pulang. Ternyata benar di simpang gang mereka sudah menunggu masih dengan wajah panas. Hehehe.. ternyata mereka tidak tahu kalau kami ada di dalam mobil dan melewati mereka. Setelah beberapa meter kami tertawa ngakak sambil bercanda "biar saja mereka menunggu kita disitu sampai malam, pasti mereka bingung kita keluarnya dari mana kok belum nongol juga". hahahahaha....

Esoknya saya bangun agak cepat dari biasanya... berangkat ke STKIP pukul 7 pagi, sambil melirik-lirik kiri kanan di gang STKIP saya tidak ada melihat 12 orang dengan wajah panas seperti yang dijanjikan kemarin."hehehe mungkin mereka kecapaian sampai begadang menunggu kita keluar dari STKIP" batinku. setelah tim kami berkumpul ternyata kami ada 12 orang juga yang kebanyakan tinggi besar dan masih muda walau 1 orang perempuan(istri teman tadi) dan mertuanya yang kelihatan tua. Jika memang ada yang mau ribut kami sudah tidak khawatir lagi dan siap untuk segala hal.

Gladi terakhir sebelum acara dimulai saya sempatkan untuk menyambung pelajaran memotrek ala photografer profesional. :) mengisi batre lampu, mengisi film dan mengeluarkan film yang sudah habis dari kamera.
Acara dimulai, ketika sesi yang ditunggu sudah dekat, saya masuk dan berdiri di posisi yang sudah direncanakan. Untuk jepretan pertama saya masih ndredek walau berangsur tenang dalam waktu sebentar. Untuk jepretan-jepretan selanjutnya saya mulai tenang dan bisa konsentrasi untuk mengambil bagian saya. keker, fokus, jepret... jepret jepret jepret....

Usai acara masih ada lagi sesi memotrek di papan bunga. huwaaa ini saya ndredek lagi... kebayang nanti hasilnya gimana. huh... mana baru kali ini pegang kamera seperti itu. Selama ini biasanya kan hanya untuk photo-photo yang nggak perlu, itu pun cuma dengan kamera pocket. atau kamera digital yang sudah serba otomatis, mau zoom tinggal pencet, untuk fokus tinggal pencet setengah sebelum dijepret, nggak perlu dikeker, cukup lihat dilayar (LCD) monitornya. dan nggak takut kehabisan film.

Tadi siang baru lihat hasil di sesi acara pemindahan yang menggantung-gantung di topi wisudawannya(hihihi.. nggak tahu namanya apa, nggak pernah diwisuda sih), penyerahan ijazah dan salamannya saja. Untuk photo-photo di papan bunga belum jadi. hehehe dari hasil jepretan teman kelihatan disitu bagaimana gaya saya waktu memotrek. besok-besok saya scan deh.. buat dimasukkan ke flickr ini betnya kepingin juga discan tapi lagi males.

19 July 2006

bmg latah, sekarang malah keluarkan peringatan tsunami

disaat jakarta diguncang gempa berkekuatan 5,9sr/6,0mw bmg dengan waktu yang sangat/terlalu cepat mengeluarkan peringatan tsunami. sepertinya asal ceplos saja, tanpa perhitungan sebelumnya, atau karena banyak disinggung soal kelambatan memberikan warning tsunami pengandaran yang telah menimbulkan korban ratusan jiwa sehingga latah, takut kali ini dianggap lalai lagi.

ingatlah anda yang di bmg, anda bekerja bukan di lembaga perdukunan, harus ngilmiah, tapi jangan lamban dan lalai.

18 July 2006

bmg blo'on tak ingat lagi tsunami aceh

tanggal 17 juli kemarin, gempa dan tsunami menghantam pesisir selatan jawa. laporan bmg menyebut gempa berkekuatan 5,5sr, sementara menurut global earth quake report dan usgs gempa berkekuatan 7,1mw bahkan sampai 7,7mw setelah laporannya diperbaharui. yang paling mengherankan adalah peringatan tsunami justru dikeluarkan bmg asing.

gempa dan tsunami dahsat yang telah menimbulkan ratusan ribu korban jiwa di aceh kiranya sudah bisa menjadi pelajaran buat semua orang, terutama bmg yang akan selalu diingatkan setiap kali terjadi gempa. dan saya yakin sampai 100 tahun yang akan datang bencana besar itu akan tetap bisa kita ingat.

kemana bmg ketika bencana-bencana gempa terus melanda indonesia[tanda tanya] ketika gempa di aceh, di nias, di yogya dan jateng, kini di jabar dan jateng, dan hampir semua gempa yang akhir-akhir ini menghiasi berita-berita di media, informasi yang dikeluarkan bmg yang lebih dekat dari lokasi bencana justru tidak karuan, melaporkan gempa dengan angka yang jauh lebih kecil, padahal ini berbahaya sekali, walaupun kita sempat mendengar kabar gempa dan berapa satuan kekuatan gempanya siapa yang menyangka kalau 5,5sr akan terjadi tsunami[tanda tanya] pasti semua kita yang mendengar angka satuan kekuatan gempa tersebut sangat kecil menyangka akan datang tsunami [tsunami biasanya didahului gempa diatas 6,5sr pusat gempa di laut] apalagi tidak adanya peringatan dari bmg[yang mengeluarkan angka besaran gempa].

yang paling sialnya, setiap kali gempa justru situs bmg yang melaporkan gempa terkini malah mati[error]. padahal, tak usah pun bmg mengeluarkan peringatan tsunami, kalau kita tahu kekuatan gempanya berapa dan pusatnya dimana [-detik.com- bmg bisa mengeluarkan laporan gempa 5 menit setelah gempa]
kita bisa lebih waspada dan bersiap untuk menghindar dari amukan tsunami yang menyusul.

dengan berbagai alasan yang tidak masuk akal bmg membela diri tak mau mengakui sdm mereka yang tidak becus. kemungkinan besar, inilah salah satu dampak kkn, masuk menjadi pegawai bmg tanpa modal pengetahuan di bidangnya. semua dari kita tahu, dulu untuk masuk menjadi pegawai negeri, polisi dan tni tidak lepas dari mengeluarkan sejumlah uang. hasilnya ya seperti ini, pengalaman yang seharusnya bisa diingat sampai seratusan tahun kok bisa dilupakan begitu saja oleh badan yang mengurusinya. jadi apa gunanya ada bmg[tanda tanya]. apa gunanya mereka digaji untuk itu[tanda tanya], apa gunanya anggaran-anggaran yang dikeluarkan untuk keperluan memenuhi alat- alat yang mereka butuhkan[tanda tanya]. apa mereka yang di bmg masih saja hanya memikirkan untuk mempertebal kantong sendiri[tanda tanya].

huh.. memang sakit, emosi, mengutuk dalam hati... benar-benar blo'on.

13 July 2006

Kutipan: Newmont Jual Tambang Emas Martabe ke Agincourt

Perusahaan yang berkantor di belakang rumah sudah ganti tuan, sebagai tetangga :) wajar kan tahu. Karena saya orangnya pelupa dan internet yang cepat berubah, saya kutip berita dari detikfinance. Sory ya detik.com, asal comot tanpa izin, ini cuma untuk pribadi. :)

Nurul Qomariyah - detikcom

Jakarta - Newmont Mining Corporation (NMC) akhirnya melepas saham Newmont South East Asia Pte Ltd (NSEA) kepada Konsorsium Agincourt. Konsorsium ini terdiri dari Agincourt Resources Ltd dan partner dari Indonesia.

NSEA merupakan anak usaha NMC tercatat di bursa Singapura. NSEA adalah pemegang saham terbesar PT Newmont Horas Nauli (NHN) yang merupakan pemegang kontrak karya untuk proyek tambang emas Martabe.

Demikian VP Operations NMC untuk Indonesia dan Australia, Robert Gallagher dalam siaran persnya yang diterima detikcom, Kamis (13/7/2006).

Gallagher menyatakan, penentuan pemenang ini sudah dilakukan dengan memperhatikan pertimbangan yang disampaikan oleh pemerintah Indonesia. (qom)